Sumy Hastry Purwanti, seorang ahli forensik dari Kepolisian Republik Indonesia, baru saja mendapatkan kenaikan pangkat lho! Sekarang dia sudah jadi Brigadir Jenderal setelah menerima surat telegram nomor STR/1768/VI/KEP/2024 dan STR/1686/VI/KE. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan kalau ada 31 pati Polri yang ikut upacara kenaikan pangkat, dan salah satunya adalah Kombes Sumy Hastry Purwanti, pada Jumat, 29 Juni 2024.
Dikutip dari Tribrata, Sumy Hastry Purwanti juga mendirikan layanan Forensik Klinik (Forklin) untuk membantu korban kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Forklin ini nggak cuma memberikan layanan pemeriksaan forensik, tapi juga pendampingan psikologis buat korban supaya mereka mendapatkan hak-hak mereka dengan adil.
Sejak dulu, Sumy udah punya dedikasi tinggi dalam bidang forensik. Dia pertama kali terlibat dalam identifikasi korban Bom Bali 1 pada tahun 2002, yang bikin dia semakin mantap untuk terjun lebih dalam ke forensik. Sumy juga sempat melanjutkan studi di Universitas Diponegoro dalam bidang kedokteran forensik dari tahun 2002 sampe 2005.
Selama belajar, Sumy ikut terlibat dalam berbagai tugas besar kayak identifikasi korban dari bom di Kedutaan Besar Australia di Jakarta (2004), kecelakaan pesawat Mandala di Medan (2005), dan Bom Bali II (2005). Dia juga meningkatkan kemampuan spesialisnya dengan kursus DVI di Singapura pada tahun 2006, kursus DNA di Malaysia tahun 2007, dan kursus identifikasi luka ledakan di Perth, Australia pada tahun 2011. Gak cuma itu, Sumy juga aktif menghadiri pertemuan-pertemuan ahli forensik dunia.
Pernah juga, Sumy Hastry Purwanti terlibat langsung dalam proses identifikasi korban pesawat AirAsia QZ 8501 selama dua bulan penuh pada tahun 2015, menurut informasi dari situs web Humas Polri.