Pakar energi panas bumi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Pri Utami, menekankan pentingnya pemerintah untuk meningkatkan kualitas data eksplorasi potensi geotermal guna mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan tersebut. Menurut Pri, peningkatan data diperlukan karena potensi energi panas bumi seringkali tidak terlihat dengan jelas di permukaan. “Dua hal mendasar yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas data eksplorasi dan juga pemahaman masyarakat,” ujar Pri seperti yang dilansir oleh Antara pada Sabtu (5/10/2024).
Pri menilai bahwa pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia masih rendah hingga saat ini. Oleh karena itu, diperlukan data yang lebih akurat mengenai potensi geotermal agar pemanfaatannya dapat ditingkatkan. Saat ini, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia baru mencapai 11 persen dari total potensi yang ada. Padahal, potensi energi panas bumi di Indonesia sebenarnya mencapai 40 persen dari total potensi dunia, yaitu sebesar 23.965,5 megawatt (MW). Potensi energi tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Papua, sehingga memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan mengurangi emisi karbon.
Dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya, energi panas bumi memiliki kadar karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan partikel padat yang jauh lebih rendah. Selain itu, energi panas bumi juga memiliki keunggulan dalam hal keberlanjutan. Penginjeksian kembali fluida yang telah diekstraksi tenaganya ke reservoir panas bumi dapat menjaga keseimbangan panas dan massa dalam sistem pembangkitan listriknya. “Berbagai keunggulan ini membuat energi panas bumi menjadi energi terbarukan yang stabil,” tambah Pri.
Selain itu, Pri juga menyoroti pentingnya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai potensi energi panas bumi. Menurutnya, masyarakat perlu terlibat dalam aktivitas ekonomi berbasis panas bumi, seperti melalui kerjasama antara sektor panas bumi dengan pertanian dan pariwisata. Sebagaimana yang diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk membangun tiga pembangkit listrik tenaga panas (PLTP) dengan kapasitas total 90 MW hingga akhir tahun ini.
Dengan potensi energi panas bumi yang begitu besar di Indonesia, langkah-langkah strategis perlu diambil untuk meningkatkan pemanfaatannya. Peningkatan kualitas data eksplorasi, peningkatan pemahaman masyarakat, serta kerjasama antar sektor merupakan langkah penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Semoga upaya-upaya ini dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih terang dengan energi yang bersih dan berkelanjutan.