Pemerintah Indonesia Ingin Tiru Program GETI dari Inggris untuk Mencapai 100 Persen EBT pada Tahun 2035

Pemerintah Indonesia semakin giat dalam mendorong transisi energi dengan menetapkan target yang ambisius, yaitu mencapai 100 persen energi terbarukan pada tahun 2035. Salah satu cara yang bisa diambil adalah melalui program Green Energy Transition Indonesia (GETI) yang terinspirasi dari Inggris. Institute for Essential Services Reform (IESR) memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah pemerintah ini, termasuk rencana untuk menghentikan operasional PLTU batu bara pada tahun 2040.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, menganggap bahwa upaya ini memang menantang namun tetap bisa tercapai jika langkah awal difokuskan pada percepatan adopsi energi terbarukan. Menurutnya, pemerintah perlu meningkatkan kapasitas energi terbarukan hingga 60-80 GW dalam lima tahun ke depan, dimana lebih dari separuhnya berasal dari tenaga surya.

Erina Mursanti, Manajer Green Energy Transition Indonesia IESR, menjelaskan bahwa program GETI Inggris menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk mempercepat transisi energi. Inggris telah berhasil memodernisasi jaringan listrik mereka untuk mengintegrasikan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Pendekatan yang telah dilakukan oleh Inggris, seperti memanfaatkan penyimpanan baterai dan fleksibilitas jaringan, dapat menjadi contoh yang baik bagi Indonesia.

Melalui program GETI, Inggris juga memberikan dukungan untuk pengembangan hidrogen hijau dan reformasi kebijakan energi di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk menerjemahkan visi Jalur Bersih, Inklusif, dan Sejahtera (CIPP) Indonesia menjadi aksi nyata, termasuk dalam hal mobilisasi dukungan untuk reformasi kebijakan yang mendukung energi terbarukan.

Pada tanggal 10 Desember 2024, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta bersama dengan IESR menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Meningkatkan Fleksibilitas Sistem Tenaga Listrik untuk Transisi Energi yang Cepat.” Acara ini melibatkan perwakilan dari Kementerian ESDM, PLN, dan pakar energi untuk berbagi pengalaman terbaik dalam transisi energi.

IESR menekankan pentingnya kebijakan yang terintegrasi untuk menciptakan ekosistem energi terbarukan yang mendukung target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. His Muhammad Bintang, Koordinator Riset Energi dan Sumber Daya Listrik IESR, menyoroti perlunya insentif ekonomi untuk proyek percontohan. Strategi seperti lelang pasar kapasitas yang diterapkan oleh Inggris dapat mendorong pengembangan penyimpanan energi dan infrastruktur yang diperlukan.

Indonesia juga memiliki rencana untuk membangun super grid nasional yang akan menghubungkan Sumatera hingga Nusa Tenggara dengan investasi sekitar 25 miliar dollar AS. Super grid ini diharapkan dapat memperkuat infrastruktur energi terbarukan dan memastikan distribusi listrik yang stabil. Dengan mengikuti jejak Inggris, Indonesia diharapkan mampu mencapai target energi terbarukan yang ambisius pada tahun 2035.

Dengan demikian, melalui program GETI, modernisasi jaringan listrik, integrasi kebijakan, dan dukungan internasional menjadi kunci utama dalam mempercepat transisi energi di Indonesia. Semoga dengan tekad dan kerja keras, Indonesia dapat mencapai target energi terbarukan yang telah ditetapkan.

By admin