Fenomena kekurangan dokter spesialis tidak hanya terjadi di satu daerah saja, tetapi juga dialami oleh banyak daerah di Indonesia. Menurut Bala Bakri, seorang Pengamat Kebijakan Publik di Gorontalo, sekitar 59 persen dokter spesialis masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sementara itu, sisanya 41 persen tersebar di wilayah lain, termasuk di Gorontalo.
Bala Bakri menyarankan agar setiap daerah dapat mencari solusi untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis ini, salah satunya dengan meringankan biaya kuliah dan memberikan beasiswa bagi dokter yang ingin melanjutkan studi ke spesialis. “Ini adalah masalah yang sudah berlangsung lama dan belum pernah mendapatkan solusi yang jelas. Data terakhir menunjukkan bahwa sekitar 34 persen RSUD di Indonesia tidak memiliki dokter spesialis,” ujar Bala Bakri.
Selain itu, Bala Bakri juga menyoroti fakta bahwa sebagian besar dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa, sementara wilayah lain hanya mendapatkan bagian yang lebih kecil. Meskipun Gorontalo telah memiliki banyak rumah sakit yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota, tantangan utamanya tetap pada ketersediaan dokter spesialis.
Meskipun jumlah rumah sakit terus bertambah, namun penyediaan dokter spesialis masih menjadi kendala utama. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pihak terkait untuk mencari solusi yang tepat guna meningkatkan ketersediaan dokter spesialis di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan adanya pemikiran dan langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah dan pihak terkait, diharapkan masalah kekurangan dokter spesialis dapat segera teratasi. Sehingga, masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata.