Panji Prasetio (25 tahun) sedang meniti karir di Virginia, Amerika Serikat. Di sana, dia bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Sejak tahun 2023, Panji telah berada di ‘Negeri Paman Sam’ dan meniti profesi sebagai juru masak di salah satu restoran di Amerika Serikat. Dengan latar belakang keluarga yang sederhana, dia berharap bisa meraih kesuksesan dengan mencoba peruntungannya di luar negeri. Harapannya adalah dapat meningkatkan taraf hidupnya dan kembali ke Indonesia dengan bangga.
“Alasan saya bekerja di luar negeri adalah karena peluang kerja di sini lebih luas dan gajinya juga lebih besar,” ujar Panji saat dihubungi detikJabar belum lama ini. Meskipun baru setahun bekerja di luar negeri, Panji merasa hidupnya mulai membaik. Dia berhasil mengumpulkan sejumlah aset di Indonesia dari hasil kerja kerasnya di luar negeri. Menurutnya, hal tersebut tidak akan mudah diraih jika bekerja di dalam negeri.
Meski menjadi pekerja migran memiliki tantangan tersendiri, Panji mengaku kadang merasa kesepian karena rindu akan suasana di kampung halaman. Namun semangat dan motivasi untuk meraih kesuksesan selalu mendorongnya. “Ketika saya merindukan keluarga, saya biasanya melakukan video call atau telepon untuk mengobati rasa kangen,” ucapnya.
Di samping rasa kangen, Panji juga harus menjalani segala aktivitas secara mandiri di luar negeri. Namun, dia bersyukur karena dapat mengatasi semua itu dengan baik. “Alhamdulillah, saya belum pernah sakit. Jika ada rekan kerja yang sakit, biasanya bos di sana yang akan mengurusnya,” ungkapnya.
Tak hanya Panji, Ayu Kĥoerunisa (25 tahun) juga sedang berjuang untuk meraih kesuksesan di luar negeri. Pada tahun 2018, Ayu mendapat kesempatan untuk kuliah di Taiwan melalui program beasiswa. Setelah lulus tepat waktu pada tahun 2022 dari Chienkuo Technology University, Ayu kini bekerja di salah satu perusahaan di sana.
“Awalnya saya mendapat program beasiswa saat Bupati Pak Sutrisno menjabat, dan saya berhasil lulus kuliah serta bekerja di sana,” cerita Ayu. Meskipun sudah lulus, Ayu masih betah tinggal di Taiwan karena upah kerja yang besar dan lingkungan yang aman. Dia juga merasa senang dengan keramahan orang Taiwan dan kebersihan lingkungan di sana.
Meski menikmati kehidupan di luar negeri, Ayu tidak berencana untuk menjadi pekerja migran selamanya. Dia berharap hasil kerja kerasnya dapat menjadi modal untuk membangun usaha di Indonesia dan meningkatkan taraf hidup keluarganya. “Saya ingin berkarir di sini untuk mengangkat derajat orang tua dan mencari modal untuk usaha di Indonesia. Tujuan utamanya adalah bisa hidup lebih baik ketika kembali ke Indonesia,” ucapnya.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, baik Panji maupun Ayu terus berjuang untuk meraih impian mereka di luar negeri. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, mereka tetap optimis dan yakin bahwa kerja keras mereka akan membuahkan hasil yang memuaskan. Semoga sukses selalu untuk mereka berdua!