Pemerintah akan menyalurkan tiga komoditas, yaitu beras, jagung pakan, dan kedelai untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada tahun 2025. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengumumkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui besaran dari ketiga komoditas tersebut dalam Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada hari Senin (30/12/2024).
“Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan yang diusulkan oleh Menko Pangan telah disetujui oleh Presiden Prabowo. Target salurannya semakin besar dan tidak hanya beras, tapi juga jagung pakan dan kedelai,” ujar Arief setelah rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, di Semarang, Jawa Tengah, pada hari Selasa (31/12/2024).
Program SPHP dilakukan sebagai strategi intervensi pemerintah untuk mengendalikan fluktuasi harga pangan. Pada tahun 2025, program ini akan dilaksanakan oleh Perum Bulog melalui Bapanas. Rinciannya, beras dengan target salur 1,5 juta ton, jagung pakan sebanyak 250.000 ton, dan kedelai 100.000 ton.
“Penting untuk dicatat bahwa stok yang digunakan akan mengutamakan pasokan Cadangan Pangan Pemerintah yang berasal dari panen dalam negeri,” tambah Arief.
Selain itu, pemerintah juga akan melakukan langkah akselerasi produksi pangan pada tahun ini. “Kami siap untuk tahap pascapanen dengan program SPHP ini. BUMN pangan akan menyerap panen petani untuk dijadikan Cadangan Pangan Pemerintah dan disalurkan ke berbagai lini pasar, peternak, dan produsen untuk stabilitas pangan,” jelas Arief.
Program stabilisasi pasokan dan harga beras telah berhasil diimplementasikan sejak tahun 2022. Pada tahun tersebut, sebanyak 1,3 juta ton beras berhasil disalurkan. Pada tahun 2023, SPHP beras mencapai 1,196 juta ton atau 110,30 persen dari target 1,085 juta ton. Sedangkan pada tahun 2024, realisasi hingga minggu keempat Desember mencapai 1,399 juta ton atau 99,94 persen dari target 1,4 juta ton.
Pemerintah telah menghitung bahwa setiap kenaikan harga beras sebesar 10 persen akan menyebabkan kenaikan inflasi sebesar 0,34 persen. Oleh karena itu, program intervensi perlu ditingkatkan untuk menekan proyeksi inflasi tersebut.
Sementara itu, program SPHP jagung telah dilaksanakan untuk membantu peternak unggas. “Sejak November 2023, jagung pakan telah disalurkan kepada peternak mandiri yang mengalami kesulitan mendapatkan jagung pakan dengan harga yang baik. Sebanyak 303.000 ton jagung pakan dengan harga Rp 5.000 per kilogram telah disalurkan,” papar Arief.
Terakhir, program SPHP kedelai dilakukan dengan menjembatani petani dengan pelaku usaha kedelai. “Kami berharap program ini dapat membantu petani dalam memasarkan hasil panen kedelai mereka,” tutup Arief dengan semangat.