Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan investasi dalam infrastruktur air dan sanitasi sebagai kunci utama untuk memenuhi hak dasar akses terhadap air bersih bagi penduduk dunia. Dalam pidatonya di forum internasional, Sri Mulyani menyoroti bahwa meskipun akses terhadap air bersih merupakan hak asasi manusia, tantangan finansial menjadi penghalang utama dalam upaya memperbaiki infrastruktur yang memadai.
Krisis air global semakin memperumit situasi dengan keterbatasan keuangan yang sering kali menghambat langkah-langkah pemerintah. Untuk mengatasi hal ini, Sri Mulyani menekankan perlunya kolaborasi antar sektor, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan lembaga keuangan internasional, dalam mengembangkan model pendanaan inovatif. Pendekatan tersebut termasuk pendanaan bersama, pinjaman dengan suku bunga rendah, investasi swasta, dan bantuan pembangunan dari lembaga internasional.
Sri Mulyani menyatakan bahwa kerjasama antar sektor sangat diperlukan untuk menghadapi permasalahan infrastruktur air dan sanitasi. Hanya melalui bekerja sama yang solid, kita bisa mengatasi masalah keuangan yang menjadi halangan dalam meningkatkan infrastruktur penting ini.
Tidak hanya itu, meningkatkan kesadaran global akan pentingnya investasi dalam infrastruktur air dan sanitasi juga menjadi fokus. Sri Mulyani menekankan bahwa alokasi sumber daya yang efisien dan adil, dengan memprioritaskan negara-negara dan wilayah yang paling membutuhkan, menjadi kunci dalam mengatasi krisis air global.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan tantangan krusial ini dapat diatasi, dan akses terhadap air bersih serta sanitasi yang layak dapat diperluas ke seluruh populasi dunia. Sri Mulyani menegaskan komitmen Indonesia untuk terlibat aktif dalam upaya global untuk mencapai tujuan ini, serta menawarkan pengalaman dan wawasan yang dimiliki oleh Indonesia dalam mengatasi tantangan infrastruktur air.