Kementerian Koperasi akan mengalokasikan dana bergulir pada tahun 2025 ini untuk mendukung perkembangan koperasi di Indonesia, terutama koperasi primer dan sekunder yang telah bertransformasi menjadi Koperasi Unit Desa (KUD). Kementerian Koperasi akan memberikan prioritas kepada koperasi sebagai bagian penting dalam mendukung berbagai program pemerintah, seperti makanan bergizi gratis (MBG) dan swasembada pangan.
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menjelaskan bahwa bantuan dana tersebut akan digunakan untuk merangsang revitalisasi koperasi, termasuk pembaruan aset seperti kantor dan gudang. Diharapkan dengan adanya revitalisasi ini, usaha koperasi dapat berkembang secara signifikan. Contohnya, dengan menambahkan alat pengering untuk mengurangi kadar air pada gabah kering panen, diharapkan kualitas gabah dapat meningkat dan lebih mudah diserap oleh Bulog.
Dalam mendukung program makanan bergizi gratis, koperasi sektor produksi akan dipersiapkan untuk memasok kebutuhan dapur MBG dengan berbagai komoditas seperti ikan, telur, ayam, sayur, daging, dan buah. Saat ini, terdapat 1.332 koperasi sektor produksi di seluruh Indonesia yang siap untuk menyediakan kebutuhan dapur MBG dengan beragam produk tersebut.
Ferry juga mengungkapkan bahwa Kementerian Koperasi telah mengusulkan beberapa koperasi di Indonesia kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menjadi bagian dari rantai pasok dalam Sistem Pangan Pokok Gizi (SPPG). Selain itu, Kementerian Koperasi juga memberikan pendampingan kepada koperasi-koperasi tersebut untuk melakukan standarisasi dapur kerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dengan adanya alokasi dana bergulir dan dukungan dari Kementerian Koperasi, diharapkan koperasi di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung program-program pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat. Semoga dengan langkah-langkah ini, koperasi dapat menjadi salah satu pilar utama dalam membangun ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.